Sejumlah Mitos Tentang Rematik
Topan WIdyatamandala | Rabu, Februari 22, 2012 |
Coretan Dinding
BUKAN hanya pengobatan yang tidak teratur, mitos-mitos keliru seringkali memperburuk kondisi penderita rematik. Pernahkah Anda dengar saran agar menghindari makan kangkung atau bayam untuk menghindari rematik? Ini sama sekali tidak benar alias hanya mitos.
Menurut dr Bambang Setyohadi, pakar rematik dari RSCM, tidak ada penelitian yang menghubungkan rematik dengan jenis sayuran tersebut. "Satu-satunya jenis rematik yang berhubungan dengan makanan hanya gout atau asam urat (pirai), itu pun terbatas pada jenis makanan yang banyak mengandung purin seperti jeroan, seafood dan alkohol," kata Bambang.
Apa lagi mitos tentang rematik yang beredar luas di masyarakat yang belum tentu terbukti kebenarannya? Mari kita cek:
Mitos: Rematik hanya menyerang orangtua
Fakta: Orang dewasa berusia di atas 45 tahun memang lebih berisiko untuk mengalami rematik, namun bukan berarti anak kecil tidak bisa terkena. Bahkan salah satu pasien dr Bambang adalah anak usia 3 tahun yang menderita rematik jenis Juvenile Rheumatoid Arthritis (JRA).
Mitos: Udara dingin dan mandi tengah malam bikin rematik
Fakta: Suhu dingin memang dapat menyebabkan kapsul sendi mengerut sehingga memicu rasa nyeri pada orang yang sudah terkena rematik, sehingga disarankan untuk mandi dengan air hangat. Namun bagi orang sehat, belum ada satu pun penelitian yang membuktikan bahwa mitos itu benar.
Mitos: Penderita rematik dilarang makan emping dan jeroan
Fakta: Gout atau pirai adalah jenis asam urat yang disebabkan oleh endapan asam urat, yang kadarnya bisa meningkat karena konsumsi jenis makanan tersebut. Namun dari 100 jenis rematik, hanya gout yang mengharuskan penderitanya menjauhi makanan yang kaya purin.
Mitos: Rematik adalah penyakit keturunan
Fakta: Beberapa jenis rematik seperti Rheumatoid Arthritis dan Systemic Lupus Rryhematosus (lupus, sejenis penyakit autoimun) memang dipicu oleh faktor keturunan. Namun sebagian besar rematik lebih disebabkan oleh gaya hidup dan faktor penuaan, sehingga hampir semua orang punya risiko.
Mitos: Pembengkakan sendi pada rematik harus diatasi dengan antibiotik
Fakta: Antibiotik hanya diberikan pada radang yang dipicu atau diserttai dengan infeksi. Tidak semua jenis rematik disebabkan oleh infeksi, sehingga tidak selalu butuh antibiotik sekalipun terjadi radang atau pembengkakan.
Mitos: Sakit tulang pada malam hari adalah gejala rematik
Fakta: Nyeri dan kekakuan pada tulang atau sendi adalah hal yang wajar saat terkena udara dingin misalnya pada malam hari. Gejala tersebut baru bisa dikatakan sebagai pertanda rematik jika muncul sewaktu-waktu, termasuk pada siang hari saat udara terasa hangat.
semoga bermamfaat...
Menurut dr Bambang Setyohadi, pakar rematik dari RSCM, tidak ada penelitian yang menghubungkan rematik dengan jenis sayuran tersebut. "Satu-satunya jenis rematik yang berhubungan dengan makanan hanya gout atau asam urat (pirai), itu pun terbatas pada jenis makanan yang banyak mengandung purin seperti jeroan, seafood dan alkohol," kata Bambang.
Apa lagi mitos tentang rematik yang beredar luas di masyarakat yang belum tentu terbukti kebenarannya? Mari kita cek:
Mitos: Rematik hanya menyerang orangtua
Fakta: Orang dewasa berusia di atas 45 tahun memang lebih berisiko untuk mengalami rematik, namun bukan berarti anak kecil tidak bisa terkena. Bahkan salah satu pasien dr Bambang adalah anak usia 3 tahun yang menderita rematik jenis Juvenile Rheumatoid Arthritis (JRA).
Mitos: Udara dingin dan mandi tengah malam bikin rematik
Fakta: Suhu dingin memang dapat menyebabkan kapsul sendi mengerut sehingga memicu rasa nyeri pada orang yang sudah terkena rematik, sehingga disarankan untuk mandi dengan air hangat. Namun bagi orang sehat, belum ada satu pun penelitian yang membuktikan bahwa mitos itu benar.
Mitos: Penderita rematik dilarang makan emping dan jeroan
Fakta: Gout atau pirai adalah jenis asam urat yang disebabkan oleh endapan asam urat, yang kadarnya bisa meningkat karena konsumsi jenis makanan tersebut. Namun dari 100 jenis rematik, hanya gout yang mengharuskan penderitanya menjauhi makanan yang kaya purin.
Mitos: Rematik adalah penyakit keturunan
Fakta: Beberapa jenis rematik seperti Rheumatoid Arthritis dan Systemic Lupus Rryhematosus (lupus, sejenis penyakit autoimun) memang dipicu oleh faktor keturunan. Namun sebagian besar rematik lebih disebabkan oleh gaya hidup dan faktor penuaan, sehingga hampir semua orang punya risiko.
Mitos: Pembengkakan sendi pada rematik harus diatasi dengan antibiotik
Fakta: Antibiotik hanya diberikan pada radang yang dipicu atau diserttai dengan infeksi. Tidak semua jenis rematik disebabkan oleh infeksi, sehingga tidak selalu butuh antibiotik sekalipun terjadi radang atau pembengkakan.
Mitos: Sakit tulang pada malam hari adalah gejala rematik
Fakta: Nyeri dan kekakuan pada tulang atau sendi adalah hal yang wajar saat terkena udara dingin misalnya pada malam hari. Gejala tersebut baru bisa dikatakan sebagai pertanda rematik jika muncul sewaktu-waktu, termasuk pada siang hari saat udara terasa hangat.
semoga bermamfaat...
0 komentar:
Posting Komentar